Selamat datang di Hardi Susandi.Com

Redenominasi Rupiah

Thursday, December 2, 20100 komentar

Wacana redonminasi akhir-akhir ini sering kita dengar menjadi sebagai bahan pembicaraan atau perdebatan di media, hal ini terjadi karna belum lama gubernur bank indonesia (Erwin) mengelontarkan wacana bahwasanya indonesia akan melakukan redonominasi mata uang rupiah. Sebenaranya apa yang dimaksud dengan redenominasi tersebut, apakah redonominasi sudah pernah di lakukan di indonesia.?Redenominasi adalah praktik pemotongan tiga digit nilai suatu mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya.
Misalkan saat ini harga satu buah pulpen 1000 rupiah, setelah dilakukan redonominasi maka harga pulpen nantinya akan menjadi 1 rupiah.inilah redonominasi yang dimaksudkan oleh gubernur bank indonesia tersebut. Memang redonominasi bukanlah sebuah isu baru di dalam dunia perekonomian di dunia ini, karna telah banyak negara-negara lain yang melakukan redenominasi terhadap mata uangnya, Ada yang berhasil, adapula yang gagal dalam
melaksanakan proses redenominasi tersebut.
Sebutlah misalnya Turki sebagai salah satu contoh bagi keberhasilan proses redenominasi.

Setelah persiapan tujuh tahun, mulai 1 Januari 2005, pada awal tahun anggaran, Turki melakukan redenominasi terhadap lira. Redenominasi dilakukan di awal tahun anggaran dengan tujuan agar semua
catatan pembukuan keuangan negara dan perusahaan langsung menggunakan mata uang baru dengan angka nominal yang lebih kecil. Setelah redenominasi, semua mata uang lama dikonversikan ke mata uang baru. Jika nama mata uang lama adalah lira Turki dengan simbol TL, maka mata uang baru diberi kode YTL yang artinya uang
baru lira Turki. Huruf Y adalah singkatan dari yeni dalam bahasa Turki, yang artinya 'baru'.
Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL. Turki menghilangkan enam angka nol. Mata uang
kertas lama TL memiliki angka nominal tertinggi, yaitu 20.000.000 TL, dan pada 1 Januari 2005
menjadi 20 YTL.

Setelah redenominasi, Turki memiliki mata uang kertas baru, yakni 1 YTL (menggantikan 1.000.000
TL), dan 5 YTL, 10 YTL, 20 YTL, 50 YTL, dan 100 YTL. Turki memiliki uang kertas lama dengan nilai paling rendah 50.000 TL. Setelah 1 Januari menjadi 0,050 YTL alias 5 sen (5 YKr). Untuk mengakomodasi ini, Pemerintah Turki juga mengeluarkan uang logam pecahan, yaitu 1 YKr, 5 YKr, 10 YKr, 25 YKr, dan 50 Ykr. YKr adalah singkatan dari yeni kurus atau sen baru dalam wujud koin. Sebanyak 100 YKr setara dengan 1 YTL. Selain mengeluarkan mata uang keras 1 YTL, Turki juga mengeluarkan pecahan baru dalam bentuk koin setara 1 TRL yang nilainya setara dengan 100 Ykr.

Turki melakukan redenominasi lewat beberapa tahap. Tahap pertama, mata uang TL dan YTL tetap
beredar secara simultan selama setahun. Setelah setahun, mata uang TL akan ditarik. Waktu setahun ini
bertujuan agar warga memiliki waktu leluasa menggantikan TL ke YTL. Pada tahap kedua, seperti di
banyak negara, setelah beberapa tahun, mata uang YTL dikembalikan menjadi TL. Dengan kata lain,
penggunaan TL dengan angka nominal baru dipulihkan.

Untuk membantu pengenalan mata uang baru dan untuk menghindari kebingungan dalam proses
penggunaan YTL dari TL, dua mata uang dengan daya beli serupa itu dicetak dalam warna dan desain
serupa. Misalnya, desain dan warga mata uang 1 YTL sama dengan 1.000.000 TL. Syarat sukses
redenominasi Turki, sebelumnya Polandia dengan zloty, adalah keharusan negara pelaku redenominasi
melakukan stabilisasi harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam 85 tahun terakhir, ada 50 negara yang melakukan redenominasi. Negara pertama adalah Jerman
pada tahun 1923 karena hiperinflasi dengan mengurangi 12 angka nol. Korea Utara pada akhir tahun
2009 melakukan redenominasi dengan menjadi 100 won menjadi 1 won. Namun, saat warga hendak
menggantikan uang lama won ke uang baru, stok uang baru tidak ada. Proses redenominasi juga tk
berhasil dilakukan di beberapa negara, antara lain, Zimbabwe, Brasil, Argentina, Rusia, dan Ghana
gagal dalam melakukan redenominasi karena kegagalan mengendalikan inflasi dan tak mampu
mendorong pertumbuhan. Di Rusia, redenominasi bahkan dianggap sebagai instrumen tak langsung
pemerintah merampok kekayaan rakyat.
Demikianlah secara singkat sejarah redenominasi mata uang telah di lakukan pelh negara-negara lain.

Wacana redenominasi memang hal yang baru di dalam perekonomian indonesia selama ini, karna redenominasi belum pernah dilakukan di negri ini. Apakah dengan redenominasi ini nilai rupiah akan menjadi lebih baik terhadap dolar nantinya? maka hal ini tergantung dari persepsi masyarakat terhadap redenominasi itu sendiri, jika masyarakat bisa memahami dan sudah siap secara sikologi dalam redenominasi dan tidak akan beranggapan redenominasi ini  sama dengan senering maka kemungkinan redenominasi ini akan berdampak positif bagi rupiah nantinya. Karna pada dasarnya redenominasi tidak mengurangi nilai mata uang sedikitpun hanya saja mensederhanakan nominal mata uang itu sendiri.

Dampak negatif dari Redenomisai bagi indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, dan secara umum tingkat pendidikan penduduk indonesia hanyalah tamatan SD atau dalam arti lain masih banyak di indonesia yang memiliki tingkat intelektualitas yang rendah. Apakah masyarakat di pedesaan sudah siap dengan redenominasi yang akan dilakukan ini,karna jangan sampai hal sepertiini akan menyebabkan terjadinya inflasi di pasar tradisional,karna para penjual akan beranggapan dengan redenominsi mata uang akan terkesan kecil dan membuat pedagang menjadi leluasa menaikkan harga barang-barang di pasar. 
Disisi lain redenominasi memerlukan biaya yang besar, karna membutuhkan mata uang yang baru secara keseluruhan, berarti nantinya semua mata uang saat ini akan ditarik peredarannya oleh bank indonesia dan di ganti dengan mata uang yang baru, hal semacam ini pastilah akan membutuhkan biaya yang sangat besar dan akan mengurangi anggaran negara terhadap yang lainnya.
kemudian untukmelakukan tahap sosialisasi terhadap masyarakat dari perkotaan hingga ke pedesaan jelas akan membuthkan tenaga dan biaya yang tinggi. jadi redenominasi akan membawa dampak negatif jika wacana ini belum bisa diterima oleh masyarakat indonesia secara keseluruhan.

Solusi Parsial
Redenominasi hanyalah salah satu upaya yang dilakukan oleh bank indonesia dalam menaikkan wibawa rupiah terhadap USD.karna dengan adanya redenominasi rupiah ini akan terkesan nilai rupiah akan lebih baik lagi,misalkan saat ini nilai rupiah 10.000 per USD, maka setelah di lakukan redenominasi maka nilai satu dolar akan menjadi 10 rupiah, sekilas hal ini memang terkesan lebih baik,karna nominalnya kecil dan terlihat sedikit, padahal sejatinya hal ini sama dengan kondisi pada waktu semula, dan nilai rupiah tetap terhap dolar, dalam artian tidak membawa dampak positi bagi rupai secara nyata.
Redenominasi ini juga hanyalah cara pemerintah agar keluar dari peringkat mata uang terbesar di dunia, Karna kita tahu bahwasanya Indonesia adalah negara pemilik pecahan mata uang terbesar ketiga di dunia, dengan pecahan mata Rupiah sebesar 100.000. Negara pemilik pecahan mata uang terbesar kedua di dunia adalah Vietnam, dengan pecahan mata uang Dong Vietnam sebesar 500.000. Zimbabwe di urutan pertama dengan pecahan sebesar 10 juta dolar Zimbabwe. Makanya Zimbabwe melakukan redenominasi. memang terkesan mata uang rupiah lebih berharga jika dilakukan redenominasi nantinya, namun sekali lagi ini tidak menunjukan bahwa mata uang lebih baik dan ini terkesan upaya pencitraan agar terkesan secara ekonomi indonesia sudah lebih baik,namun ini hanyalah tipuan belaka.

Solusi Sistemik

Tidak ada jaminan buat rupiah akan jadi lebih baik jika melakukan redenominasi, karna disamping teknisnya yang ruwet juga membutuhkan biaya yang tinggi, dan tidak tertutup kemungkinan redenominasi akan dilakukan lagi pada beberapa tahun mendatang karna kita tahu bahwa nilai mata uang kertas selalu naik dari tahun ke tahu, jadi selama mata uang indonesia masih menggunakan kertas maka hal ini akan berpotensi untuk membuat mata uang indonesia tidak berharga terhadap standar mata uang dunia yaitu dolar Amerika.Oleh karnanya jika saat ini BI berwacana akan meredenominasi mata uang  maka hal ini bukan sebuah tindakan yang tepat, alangkah lebih baiknya wacana yang di hadirkan saat ini yaitu kembalinya mata uang kertas kepada Dinar dan dirham, karna secara empiris mata uang dinar tidak mungkin kenal dengan istilah redenominasi dan secara historis mata uang dinar juga pernah di jadikan sebagai standar mata uang dunia dan ini sudah terbukti selam 13 abad bisa membuat perekonomian stabil, karna dinar memiliki nilai intrinsik bila dibandingkan fiat money.
Dinar will be back. . .
Share this article :
 
Support : HARDI SUSANDI | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. dMaster eKonomi isLam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by hardisusandi.com
>