Selamat datang di Hardi Susandi.Com

Relevansi dan Tantangan Penerapan Ekonomi Islam di Indonesia

Saturday, May 15, 20104komentar

Oleh:
Zakirah fairuz


Pengertian dan Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia

Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam persfektif nilai-nilai Islam (Mannan, 1986; hlm. 18). Diambil dari sumber yang benar, dikaji dan diterapkan secara benar pula.
Secara detail, konsep ekonomi Islam sangatlah banyak dan cukup luas
pembahasaannya. Ekonomi Islam tidak hanya sebatas perbankan syariah, BMT‐BMT
atau lembaga keuangan syariah lainnya. Dimensi pembahasan ekonomi Islam sangatlah
universal dan mempunyai bobot materi yang sangat tajam sekali. Desain dan landasan
normatif tentang pilar/landasan penerapan sistem ekonomi Islam sampai tataran kebijakan politik‐ekonomi Islam
    Di Indonesia ekonomi Islam sudah semakin diminati. Adanya bank-bank syariah yang dipercayai dan semakin menjamur, BMT yang sudah dirintis, asuransi syariah, pegadaian syariah, dll. Ini adalah bukti perkembangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekonomi Islam sebagai solusi atas berbagai masalah ekonomi.

Gambaran penerapan Sistem Ekonomi Islam
Pandangan ekonomi Islam dijabarkan sangat luas sekali, dari mulai kebijakan kepemilikan dalam Islam, penyusunan APBN, kebijakan moneter Islam, perdagangan sampai ke pembahasan pemenuhan kebutuhan
warga oleh negara dalam perspektif Ekonomi Islam.
Bagaimana dengan Sistem Ekonomi Islam? Sistem Ekonomi Islam telah memiliki pandangan yang jelas dan tegas, bahwa seluruh harta kekayaan yang ada di dunia ini (bahkan seluruh alam semesta ini) sesungguhnya adalah milik Allah SWT (QS. An-Nuur: 33).
    Selanjutnya, bagaimana caranya agar manusia dapat memiliki harta yang merupakan milik Allah SWT tersebut? Jawabannya dapat dilihat pada QS. Al-Hadid: 7, yaitu adanya hak penguasaan (istikhlaf) bagi semua manusia. Semua manusia mempunyai hak kepemilikan, tetapi bukan kepemilikan yang sebenarnya. Oleh karena itu, bagi individu yang ingin memiliki harta tertentu, kemudian memanfaatkannya, maupun mengembangkannya, maka wajib pada ketentuan halal dan haram.
    Selanjutnya, di dalam ekonomi Islam diatur pula tentang kepemilikan umum, yaitu pemilikan yang berlaku secara bersama bagi semua ummat. Contohnya adalah air, hutan, tambang-tambang yang besar, minyak, gas, batu bara, laut, gunung, jalan, danau,dsb. Selain kepemilikan individu dan kepemilikan umum di atas, ternyata sistem ekonomi Islam juga mengatur tentang kepemilikan negara. Contohnya adalah, adanya pengaturan ekonomi Islam dalam masalah harta ghanimah, fa’i, kharaj, jizyah, rikaz, dll, yang dalam porsi pembagiannya maupun pertukarannya adalah harus masuk dalam kas negara atau Baitul Mal.
     Islam tidak semata hanya mengurusi perekonomian saja, tetapi semua aspek dalam kehidupan dapat diselesaikan oleh sistem Islam ini. Sistem ini memiliki hukum yang jelas yang terkait pada semua aspek yaitu, politik, pendidikan, sosial budaya, pertanian, kehutanan, kepemilikan tanah, industri, kesehatan, pemerintahan, peradilan, pergaulan, listrik dan energi, perhubungan, kependudukan, pertambangan, telekomunikasi, pengairan, perdagangan, dll, semua hukum ini telah jelas tertulis dalam Al-Quran dan As Sunnah.
    Tujuan utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki (imam ghazali).
Basis syariat adalah hikmah dan kemaslahatan manusia didunia dan di akhirat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan sempurna, rahmat, kesejahteraan, dan hikmah. Apa saja yang membuat keadilan menjadi aniaya, rahmat menjadi kekerasan, kemudahan menjadi kesulitan, dan hikmah menjadi kebodohan, maka hal itu tidak ada kaitannya dengan syariat ( ibnul qayyin ).
Islam telah terbukti membawa kesejahteraan, pada masa Rasulullah hingga 14 abad lamanya. Dan tidak ada kebobrokan seperti sistem yang kita jalankan sekarang. Belum ada 1 abad sistem kapitalis menaungi kita tetapi berdampak  buruk yang amat besar untuk saat ini dan masa yang akan datang. Kesejahteraan tidak hanya didapatkan untuk orang muslim saja,  non muslim pun bisa merasakan kesejahteraan dibawah naungan Dien Islam. Indonesia sangat berpotensi dalam menerapkan sistem Islam ini. Dengan merubah sistem kapitalis menjadi sistem Islam, akan mengantarkan kita kepada aturan-atuan sang pencipta yaitu Allah SWT.         
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (QS. Ali Imran [3]: 19).


Tantangan penerapan Sistem Ekonomi Islam

Penerapan sistem ekonomi Islam tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun demikian, karena sistem ekonomi Islam ini merupakan sebuah perintah yang sudah gamblang yang terdapat pada Al Qur'an dan Al Hadits, maka kita semua yakin bahwa ini semua pasti bisa terwujud dan terealisasi. Dalam wilayah Aqidah kita semua yakin akan janji ALLAH SWT tentang akan tegaknya sistem Islam, akan tetapi dalam wilayah Syariah, kita semua selaku umat manusia harus berusaha untuk memperjuangkannya sampai sistem ekonomi Islam benar‐benar dapat terealisasi. Memperjuangkan tegaknya sistem ekonomi Islam pada jaman saat ini, pastilah akan berbenturan dengan sistem ekonomi kapitalisme yang sudah beratus‐ratus tahun mencengkram kaum muslimin. Benturan ini akan menimbulkan banyak sekali problem-problem baru dan tantangan‐tantangan baru bagi sistem ekonomi Islam.
Secara garis besar penerapan sistem ekonomi Islam akan mengalami dua tantangan besar. Pertama, tantangan internal (dalam negeri),yaitu tantangan yang muncul dari dalam negara itu sendiri; kedua, tantangan eksternal (luar negeri), yaitu tantangan yang muncul dari negara lain, bisa berupa ancaman, embargo, atau bahkan pencekalan‐pencekalan.
A.    TANTANGAN INTERNAL
1.    penerapan sistem ekonomi Islam secara revolusioner, hal‐hal yang menghambatnya di dalam negeri pada saat‐saat awal
2.    Aktivitas penyiapan pemikiran dan mental umat, guna menghadapi serangan-serangan dari luar negeri, baik serangan fisik, serangan pemikiran, maupun embargo ekonomi
3.    Keterbatasan berbagai potensi atau sumberdaya (sumberdaya manusia, dana, cadangan pangan, bahan bakar, dll)
4.    Penghapusan dan pengubahan berbagai realitas buruk peninggalan sistem ekonomi lama dalam segala bentuknya dan segala bidang ekonomi.
B.    TANTANGAN EKSTERNAL
Memunculkan ekonomi Islam dalam sebuah bingkai Ideologi Islam sangatlah
berat dan banyak sekali tantangan dari luar, terutama ancaman dari ideologi yang lain.
Pertama, Perang Pemikiran, Perang Pemikiran dalam berbagai bentuknya sudah pasti akan dilancarkan Barat atas sistem Islam nantinya, termasuk stigmatisasi dan penyesatan. Sekarang pun AS telah melakukan strategi ini yaitu menyebut Islam sebagai sumber terorisme dan melancarkan perang melawan terorisme (The War Against Terrorism).
Kedua, Embargo, embargo dalam segala jenisnya, misalnya embargo politik dan ekonomi. Mengenai kapan terjadinya embargo ini, ia dapat terjadi bersamaan, atau lebih belakangan daripada perang pemikiran. Sarana atau cara yang akan digunakan oleh negara Barat untuk melakukan embargo antara lain : (1). Undang‐Undang Internasional (via resolusi PBB), (2) melalui negara tetangga yang menjadi agen penjajah, (3) pemaksaan resolusi dengan kekuatan militer (invasi).
Sekilas penjabaran mengenai berbagai tantangan‐tantangan yang potensial diperkirakan akan muncul ketika diterapkan sistem ekonomi Islam. Semua ini disampaikan dengan harapan agar umat menyadari dengan sepenuhnya, bahwa perjuangan tidaklah selesai dengan diterapkannya sistem ekonomi Islam. Perjuangan masih panjang, bahkan tidak mengenal batas usia, pengorbanan serta kematian. Justru berhasilnya diterapkan sistem ekonomi Islam merupakan embrio bagi penerapan aturan‐aturan yang lain dalam bingkai tegaknya ideologi Islam secara praktis. Dan harapan kami, umat pun tidak berhenti sampai disini, bahwa sungguh tidak mudah menghadapi tantangan‐tantangan internal dan eksternal dalam konteks penerapan sistem ekonomi Islam. Perjuangan ini membutuhkan kerja bersama seluruh elemen umat Islam, menjalin ukhuwah Islamiyah.
Paparan ini juga dimaksudkan agar Barat khususnya Amerika Serikat (sebagai gembong Ideologi kapitalisme) mengetahui, bahwa umat Islam berani dan telah siap menghadapi kejahatan, bahaya, dan tipu daya mereka, bukannya takut atau tidak siap. Walaupun untuk itu umat tentu harus siap kehilangan waktu, tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita. Pengorbanan memang harus kita siapkan, karena sunnatullah mengajarkan tidak akan ada kemenangan dan kemuliaan, tanpa pengorbanan dan perjuangan. No pains, no gains.
Namun di tengah kesulitan, marabahaya, dan malapetaka yang akan timbul nanti atas kita akibat serangan orang‐orang Imperialis, wajib kita sama‐sama meyakini, hasil finalnya sudah jelas dan amat menggembirakan. Islam akan menang. Kekafiran akan hancur. Laa rayba fiihi. Allahu Akbar! Maha Benar Allah yang telah berfirman :
 “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan‐ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya‐Nya meskipun orang‐orang kafir benci; Dia‐lah yang mengutus Rasul‐Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama‐agama meskipun orang‐orang musyrik benci.” (QS Ash‐Shaff [61] : 8‐9)
(Tulisan dipersentasikan pada  5 finalis terbaik Lomba Karya Tulis Mahasiswa)






Share this article :

+ komentar + 4 komentar

Rivki
June 6, 2010 at 9:13 PM

Tulisannya Bagus juga.

Admin
June 7, 2010 at 10:52 PM

Silahkan aja.
Hak Cipta milik ALlah.

Post a Comment
 
Support : HARDI SUSANDI | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. dMaster eKonomi isLam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by hardisusandi.com
>